Pernahkah kamu merasa lelah luar biasa di sore hari, padahal pekerjaan utama belum selesai? Kelelahan itu seringkali bukan karena pekerjaan berat, melainkan karena Decision Fatigue, yaitu kelelahan akibat terlalu banyak membuat keputusan kecil sehari-hari. Mulai dari memilih baju, menentukan menu sarapan, hingga membalas chat yang masuk, setiap pilihan menguras energi mental kamu.
Kita memiliki batasan energi kognitif yang terbatas. Jika energi itu habis untuk memilih kaus kaki, maka kreativitas dan kemampuan problem solving kamu di kantor akan menurun drastis. Berita baiknya, para profesional sukses dari Steve Jobs hingga Mark Zuckerberg telah membuktikan bahwa kita bisa menghemat energi mental ini dengan menerapkan otomatisasi rutinitas. Inilah tiga rutinitas sederhana yang akan membebaskan otak kamu untuk hal-hal yang benar-benar penting.
Terapkan Capsule Wardrobe

Salah satu keputusan harian yang paling sering kita remehkan adalah memilih pakaian. Meski terdengar sepele, melihat isi lemari dan mencocokkan outfit dapat menghabiskan energi yang lebih baik kita alokasikan untuk pekerjaan penting. Orang mengenal para inovator kelas dunia seperti Steve Jobs dan mendiang Karl Lagerfeld karena mengeliminasi keputusan ini. Mereka menerapkan Uniform pribadi: Jobs selalu dengan turtleneck hitamnya, sementara Lagerfeld dengan setelan hitam putihnya.
Capsule wardrobe adalah konsep lemari pakaian minimalis yang mencakup sejumlah kecil pakaian esensial (biasanya 20-40 item) yang mudah kamu padupadankan untuk menciptakan banyak tampilan berbeda. Konsep ini berfokus pada kualitas, fungsionalitas, dan keserbagunaan daripada kuantitas, serta selaras dengan gaya hidup minimalis dan berkelanjutan (sustainable). Tujuannya adalah untuk memudahkan memilih pakaian, menghemat waktu dan energi, sambil tetap tampil stylish dan tidak berlebihan.
Kamu tidak harus tampil sama setiap hari, tetapi kamu bisa menerapkan capsule wardrobe atau seragam warna. Tentukan dua hingga tiga setelan yang nyaman, profesional, dan serasi. Dengan membatasi pilihan, kamu tidak perlu berpikir dua kali saat berpakaian.
Jadwalkan dan Otomatisasi Menu Makanan Harian

“Mau makan apa hari ini?” Pertanyaan sederhana ini, jika kamu ajukan tiga kali sehari, lima hari seminggu, dapat menyebabkan stres kognitif yang signifikan.Kebiasaan berpikir keras tentang menu makan, memilih restoran, atau bahkan bingung memilih menu delivery akan menghabiskan bandwidth otak kamu.
Kunci untuk menghilangkan decision fatigue adalah membatasi pilihan kamu. Terapkan sistem Theme Day, yaitu menetapkan kategori makanan untuk hari tertentu, daripada memutuskan hidangan spesifik. Ini jauh lebih mudah kamu pertahankan daripada merencanakan 21 menu detail per minggu.
Sebagai contoh, tentukan Senin adalah Hari Pasta/Mi, Selasa Hari One-Pot Soup (seperti Sayur Sop atau Sup Krim), Rabu Hari Protein Ayam (misalnya Ayam Bakar/Goreng), Kamis Hari Daging Merah/Ikan, dan Jumat Hari Bebas (Cheat Day).
Tentukan Jam Tenang Tanpa Notifikasi Digital

Interupsi konstan menyebabkan beban kognitif (Cognitive Load) di era digital. Setiap notifikasi yang masuk, seperti email, chat, likes di media sosial dapat memaksa otak kamu untuk mengalihkan perhatian, bahkan jika hanya sepersekian detik. Switching task inilah yang paling menguras energi mental. Untuk mengatasi ini, kamu perlu membuat jam tenang atau yang bisa kita sebut Deep Work Time.
1. Aktifkan Mode “Do Not Disturb” di Semua Perangkat
Smartphone, laptop, bahkan smartwatch adalah asal mula interupsi. Kamu harus mengaktifkan mode “Do Not Disturb” secara total. Atur agar tidak ada notifikasi visual maupun suara sama sekali yang muncul di layar kamu.
2. Menutup Semua Tab Browser yang Tidak Penting
Tab yang terbuka ini adalah ‘penggoda’ visual yang secara langsung membebani memori kerja kamu. Ketika kamu melirik tab-tab yang tiadk relevan itu, otak kamu memproses informasi yang tidak elevan, yang akan menghambat kinerja kerjamu.
3. Menjauhkan Ponsel dari Jangkauan Pandangan
Para peneliti berpendapat bahwa hanya dengan melihat ponsel, kinerja otak kita sudah tidak lagi kognitif. Solusinya, saat memasuki jam tenang, simpanlah ponsel atau hal-hal lainnya yang bisa membuatmu terdistraksi di dalam laci, atau di tempat tersembunyi. Ini akan memaksa otak kamu untuk tetap fokus tanpa ada halangan.
Kesimpulan
Menguasai energi mental adalah kunci utama produktivitas dan kesejahteraan. Jangan biarkan otak kamu yang cerdas membuang sumber daya kognitifnya pada keputusan-keputusan kecil seperti memilih baju atau menu makan. Energi mental yang terhemat ini dapat kamu alihkan untuk mengambil keputusan strategis, mengembangkan ide-ide kreatif, atau, yang terpenting, menikmati waktu luang berkualitas bersama orang-orang terkasih.